Ringkasan SNI 06-6989.9:2004 atau Standard Method (APHA) 4500-NO2-B. Colorimetric “Cara
uji Nitrit (NO2-N) secara Spektrofotometri ”
1) Ruang
Lingkup
Metode
ini digunakan untuk penentuan Nitrit (NO2-N)
dalam air dan air limbah secara spektrofotometri pada kadar 0,01 mg NO2-N/L – 1,00 mg NO2-N/L
pada λ = 543 nm.
Catatan: a) 0,01
mg NO2-N/L = Limit of Quantitation (LoQ)
b) 1,00 mg NO2-N/L = Limit of Linearity (LoL)
c) 0,004 mg NO2-N/L = estimasi Method
Detection Limit (MDLest)
2) Prinsip
Nitrit dalam suasana asam pada pH 2,0 – 2,5 akan
bereaksi dengan sulfanilamid (SA) dan N-(1-naphthyl)
ethylene diamine dihydrochloride (NED dihydrochloride) membentuk senyawa
azo yang berwarna merah keunguan. Warna yang terbentuk diukur absorbansinya
secara spektrofotometri pada panjang gelombang maksimum 543 nm.
3) Bahan kimia yang dibutuhkan
a) air
suling bebas nitrit;
b) glass wool;
c) kertas
saring bebas nitrit berukuran pori 0,45 μm;
d) larutan
sulfanilamida, H2NC6H4SO2NH2;
e) larutan
NED Dihidroklorida;
f)
larutan natrium oksalat, Na2C2O4 0,05
N;
g)
larutan ferro ammonium sulfat (FAS) 0,05 N;
h)
larutan induk nitrit, 250 mg/L NO2-N;
i)
larutan kalium permanganat, KMnO4 0,05
N.
4)
Peralatan yang
dibutuhkan
1)
spektrofotometer sinar tampak dengan kuvet
silica;
2)
labu ukur 50 mL; 250 mL; 500 mL dan 1000
mL;
3)
pipet volumetrik 1 mL; 2 mL; 5 mL; 10 mL
dan 50 mL;
4)
pipet ukur 5 mL;
5)
gelas piala 200 mL dan 400 mL;
6)
erlenmeyer 250 mL; dan
7) neraca
analitik.
7) Pengendalian mutu
a) gunakan bahan kimia pro analisis
(pa);
b) gunakan
alat gelas bebas kontaminasi;
c) gunakan
alat ukur yang terkalibrasi;
d) dikerjakan
oleh analis yang kompeten;
e) koefisien
korelasi regresi linier (r) ≥ 0,995 dengan intersepsi (a) ≤ MDLest;
f) lakukan
analisis blanko dengan frekuensi 5% - 10% per batch (satu seri
pengukuran) atau minimal 1 kali untuk jumlah contoh uji < 10 sebagai kontrol
kontaminasi;
g) lakukan
analisis blanko penyaringan untuk kontrol kontaminasi peralatan penyaringan;
h) lakukan
analisis duplo dengan frekuensi 5% - 10% per batch atau minimal 1 kali
untuk jumlah contoh uji < 10 sebagai kontrol ketelitian analisis. Jika %RPD
> 10%, maka dilakukan pengukuran selanjutnya hingga diperoleh nilai %RPD ≤
10%;
i) lakukan
kontrol akurasi dengan spike matrix atau salah satu standar kerja dengan
frekuensi 5% - 10% per batch atau minimal 1 kali untuk 1 batch.
Kisaran persen temu balik untuk spike matrix adalah 85% - 115% dan untuk
standar kerja 90% – 110%.
j) Lakukan
analisis terhadap blind sample; dan
k) buat
control chart untuk akurasi dan presisi analisis.
assalamualaikum pak,
ReplyDeleteuntuk uji kadar amonia secara fenat pada SNI 06-6989.30-2005, disana menunjukan bahwa penentuan limbah pada kadar kisaran 0.1 - 0.6 mg/L. untuk kadar yang melebihi 5 mg/L harus menggunakan metode apa?
Wass.wr.wb., diencerkan saja hingga kadar berada pada tengah kurva kalibrasi
ReplyDelete