Thursday, 6 March 2014

Pengendalian Kondisi Akomodasi dan Lingkungan Ruangan Instrumentasi

Ditulis Oleh : cak war | Anwar Hadi

Standar sistem manajemen mutu laboratorium, SNI ISO/IEC 17025: 2008, menyatakan bahwa untuk memfasilitasi kebenaran unjuk kerja pengujian, maka laboratorium pengujian harus memantau, mengendalikan dan merekam suhu serta kelembaban di ruangan pengujian karena berdampak pada validitas mutu data yang dihasilkan. Standar tersebut mensyaratkan juga bahwa rekaman suhu dan kelembaban harus dapat dibaca, disimpan dan mudah didapat bila diperlukan kembali serta dipelihara agar tidak hilang.

Dalam prakteknya, perekaman suhu dan kelembaban di ruangan instrumentasi yang dilakukan secara manual sangat tidak praktis. Selain itu, permasalahan timbul ketika laboratorium menggunakan pengaturan suhu dengan air conditioning (AC) dan pengendalian kelembaban memakai dehumidifier. Sensor suhu yang ditampilkan oleh AC dan sensor kelembaban dehumidifier memiliki tingkat akurasi dan presisi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah ketika tidak dikalibrasi. Bila data yang dihasilkan dari sensor suhu dan hygrometer akurat, maka hal ini dapat meningkatkan validitas mutu data hasil pengujian serta melindungi kinerja instrumentasi. Dengan demikian, akurasi data suhu dan kelembaban merupakan hal yang sangat mutlak dibutuhkan oleh laboratorium pengujian.

Untuk menjaga kinerja instrumentasi yang sensitif terhadap perubahan kondisi akomodasi dan lingkungan khususnya suhu dan kelembaban, maka suhu udara di ruangan instrumentasi sebaiknya dipelihara pada 23oC ± 2oC dan kelembaban udara relatif berkisar 50%RH ± 5%RH. Bila kelembaban melebihi 55%RH dapat menyebabkan resiko karat dan jamur, sedangkan jika kelembaban dibawah 35%RH menimbukan resiko electrostatic discard (ESD) pada instrumentasi.

Jika suhu dan kelembaban dapat menyebabkan kerusakan pada instrumentasi, maka akan sangat beresiko terhadap validitas data hasil pengujian parameter lingkungan. Kepercayaan dan kredibilitas laboratorium lingkungan yang telah dibangun dengan pihak-pihak yang berkepentingan dipertaruhkan karena keterlambatan laporan hasil pengujian disebabkan kerusakan instrumentasi. Kondisi ini akan lebih fatal saat laboratorium lingkungan melakukan pembuktian kasus pencemaran lingkungan yang membutuhkan laporan data hasil pengujian tepat waktu.

Bila kinerja instrumentasi telah terganggu oleh suhu atau kelembaban namun tetap dipaksakan untuk menghasilkan data, maka hal ini dapat dipastikan bahwa validitas data hasil pengujian diragukan. Karena itu, pengendalian suhu dan kelembaban tidak hanya dilakukan pada saat instrumentasi digunakan, namun tetap dijaga kinerjanya setiap saat untuk menghindari kerusakan dan investasi yang telah ditanam cukup mahal dapat dilindungi. Dengan memelihara kinerja instrumentasi yang baik dan benar sepanjang waktu, maka validitas data hasil pengujian dapat terjamin serta kredibilitas laboratorium dapat dipertahankan.

Idealnya ruangan instrumentasi di laboratorium menggunakan Special Air Conditioning System for Laboratory yang terintegrasi dengan mempertimbangkan:
1) precision air conditioning yang mampu menjaga stabilitas suhu pada kisaran sebagaimana disyaratkan dalam spesifikasi teknis instrumen yang secara umum pada kisaran 15,00C – 35,00C dengan akurasi ± 0,50C;
2) dehumidifier yang dapat memelihara kelembaban pada daerah kerja 45%RH – 55%RH dengan akurasi ± 3%RH;
3) thermohygrometer yang dirancang dapat dikalibrasi sehingga rantai ketertelusuran metrologi ke sistem satuan internasional dapat dijamin tidak putus;
4) air filter standard yang mampu menyaring partikel ukuran tertentu sehingga dapat memelihara kinerja instrumentasi;
5)  data logger yang dapat merekam data suhu dan kelembaban ruangan instrumentasi secara otomatis dan kontinu; serta
6) material construction yang dilapisi bahan anti karat (chemical resistant coatings) yang mampu meminimisasi pengaruh buruk uap bahan kimia yang digunakan di laboratorium.

Selain enam fungsi yang terintegrasi tersebut, maka untuk menekan pemanasan global dan mencegah penipisan lapisan ozon di atmosfir, maka  Air Conditioning tersebut diharapkan menggunakan refrigeran tanpa kandungan klorin sehingga tidak berpotensi menyebabkan kerusakan atau penipisan ozon di atmosfir (Ozone Depletion Potential, ODP = 0). Semoga AC harapan laboratorium tersebut menjadi suatu kenyataan kelak. Amien


3 komentar:

  1. assalamu alaikum.. kami sangat tertarik untuk belajar lebih jauh mengenai pengelolaan laboratorium terakreditasi. apakah kami bisa mendapatkan softcopy dari makalah yang diposting ini? kami adalah manager teknis Lab. Patologi Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau, Maros

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wass.wr.wb., terimakasih atas ketertarikan materi posting ini, mohon mba ayu hubungi via email saya yang dapat dilihat pada about me > contact me, insya' Allah saya akan kirim materi ini via email.

      Delete
  2. assalamu alaikum Pak Anwar, artikelnya sangat membantu saya banyak membaca postingan2 Pak Anwar di Info LabLing ini. Mengenai baku mutu suhu dan kelembaban yang dipersyaratkan utk laboratorium (baik kimia maupun mikrobiologi) ini mengacu ke peraturan mana ya Pak? kami perlu acuan baku mutu suhu ruang untuk lab kami, terima kasih infonya

    ReplyDelete

 
Copyright © . infolabling Anwar Hadi - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger